Shoko Tendo, putri seorang Yakuza, melalui roman kehidupan keras diantara dunia gangster. Berjuang untuk menemukan eksistensi dirinya diantara hitam dan putih kehidupan.
Yakuza Moon merupakan memoir Shoko Tendo. Sebagai sebuah memoir, kisah ini tentu berdasarkan pada kejadian nyata yang dialami oleh Tendo, sang penulis. Dalam memornya yang ditulisnya dengan tulisan personal, kita dapat merasakan bagaimana kehidupan keluarga para gangsters asal negeri matahari terbit.
Siapa tak pernah mendengar nama Yakuza? Bila Italia menelurkan mafia, Hongkong dengan Triadnya, maka Yakuza merupakan organisasi dunia hitam produk Jepang. Nama Yakuza telah tersebar melebih dari tanah lahirnya. Akan tetapi, membaca memoir Shoko Tendo membuat kita bisa mengenal kehidupan Yakuza luar dalam.
Ayah kandung Tendo merupakan seorang pimpinan geng Yakuza. Kehidupan mereka awalnya sangat berkecukupan, nyaman, dan tenang. Namun saat sang ayah dijebloskan ke penjara gara-gara aktifitas gengnya, kehidupan Tendo berubah 180 derajat. Para tetangga mulai mempergunjingkan keluarganya bahkan di sekolah pun Tendo mengalami tekanan akibat teman dan gurunya yang melecehkannya disebabkan cap keluarga Yakuza.
Tendo muda pun akhirnya terjerumus pada pergaulan hitam; sebagai media pelepasan diri dari tekanan. Dia mencari eksistensi ditengah-tengah pemberontakan gairah muda yang salah arah. Di antara dunia obat, perkelahian, dan sex dia merasakan sebuah eksistensi dan penghargaan yang hilang. Tendo terjerumus dalam namun entah kenapa selalu punya akal sehat. Seperti saat ia melihat teman-temannya pengguna narkoba merelakan diri menjadi pelacur untuk mendapatkan barang haram tersebut, Tendo bertekad untuk tidak menjadi seperti mereka. Walau akhirnya lingkungan pergaulan memang benar membuat kita terwarnai, sehingga Tendo yang berteman dengan pemakai narkoba akhirnya juga menjadi pecandu.
Sementara itu, di tengah kecanduannya pada obat telarang, kemalangan keluarga Tendo semakin menjadi-jadi ketika sang ayah bangkrut dan terlilit hutang. Ini menguak fenomena dibalik gemerlap Yakuza, ternyata mereka adalah orang yang suka berutang. Keluarga Tendo pun menjadi serangan para debt collector.
Salah seorang lintah darat yang memberi utang sang ayah Tendo mengetahui bahwa Tendo seorang pecandu. Dan dia pun memaksa Tendo menjadi gundiknya. Memuaskan nafsu seksual seorang lintah darat, Tendo mendapatkan kepuasan terhadap candu obat terlarangnya. Selama beberapa tahun ia menjadi gundik lelaki yang juga anggota geng Yakuza. Dia terkurung tak mndapatkan kebebasan untuk mencari cintanya.
Dunia hitam menjadi lingkaran setan hidup Tendo. Sampai suatu saat ia memutuskan untuk hidup bersih dari narkoba. Dan memoarnya menunjukkan bahwa lepas dari jerat narkoba itu adalah masalah keinginan. Tendo yang terjerat narkoba dari muda; dari hanya mabuk menggunakan tiner hingga amfetamin, menuturkan bagaimana ia berhasil lepas dari ketergantungan hanya dengan usaha sendiri.
Tendo hidup dari satu kehidupan seorang anggota geng ke anggota geng yang lain. Spirit untuk tetap hidup membuatnya selalu dapat bertahan menghadapi kekerasan yang dia dapatkan dari kehidupan tersebut. Dia tak menyerah untuk mendapatkan sebuah cinta dalam hidupnya; dan dia mendapatkannya walau akhirnya dia memutuskan pula untuk melepaskannya. Tato disekujur tubuhnya seakan ingin membuktikan bahwa ia tetap hidup dan tegar. Tegar menghadapi hitamnya kehidupan dan menuju warna putih kehidupan. Seorang jurnalis Jepang yang memberikan apresiasi menulis “….Tendo mengerti betul sosok seseorang yang pernah masuk neraka, kemudian memutuskan untuk kembali.” Mungkin lebih tepatnya; Tendo mengerti betul jalan menuju neraka tetapi memutuskan untuk kembali.
Kamis, 30 Desember 2010
yakuza moon
Diposting oleh ry12wn di 00.38
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar